PANGLIMA MUDA DAERAH 3 HASAN BIN NURDIN (PANG REMBO) MENBERI BANTUAN TANAH TIMBUN UNTUK LAPANGAN BOLA KAKI KECAMATAN PAYA BAKONG.
No commentsTuesday, 30 January 2024
January 30, 2024Larangan Menghakimi Orang Lain( Oleh, Ustadz. M.yusri affandi)
No commentsWednesday, 4 October 2023
October 04, 2023Jambi.angkaranews. Setiap manusia biasa tentu tidak akan terlepas dari noda, dosa, aib dan berbagai kelemahan yang menyertainya, persoalannya, ada orang yang terlihat secara kasat mata sering melakukan dosa, maksiat atau perbuatan kotor dan ada orang yang mampu menyembunyikan segala keburukan dirinya, sehingga terlihat bersih, suci, baik dan seolah tanpa dosa.
Lalu bagaimana sikap kita ketika menghadapi orang yang secara kasat mata terlihat sering melakukan dosa, maksiat atau perbuatan yang dilarang oleh agama? Untuk menjawab pertanyaan ini, Rasulullah mengajarkan agar tidak melaknat dan menghakimi orang lain, sekalipun ia seorang yang pendosa.
Manusia tidak berhak untuk memutuskan siapa yang pantas masuk surga dan siapa yang pantas masuk neraka. Hanya Allah yang memiliki hak untuk itu. Rasulullah bersabda;
مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ
Artinya; Barangsiapa yang mencela saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati sebelum ia melakukan dosa tersebut. (HR. Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW menegaskan kepada kita untuk tidak menghakimi orang yang berbuat dosa. Sebab, siapa pun bisa saja berbuat dosa, dan siapa pun juga bisa bertaubat. Oleh karena itu, kita harus selalu bersikap terbuka dan berprasangka baik kepada orang lain. Kita harus memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki diri dan bertaubat. Janganlah kita menjadi batu sandungan bagi mereka untuk meraih ampunan Allah.
Ada sebuah kisah di masa Rasulullah yang bisa dijadikan pijakan bagi kita untuk bersikap, yakni kisah pelacur wanita yang masuk surga karena rahmat dan ampunan Allah karena memberikan air minum untuk seekor anjing yang kehausan di tepi sumur.
غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ
Artinya; "Diampuni dosa seorang perempuan karena seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di tepi sumur. Anjing itu hampir mati karena haus, kemudian perempuan itu melepaskan sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya dan mengambilkan air untuk anjing tersebut. Maka Allah mengampuni segala dosa dengan sebab perbuatan yang demikian"
Kisah tersebut menegaskan kepada kita agar jangan mudah menghakimi orang lain, menuduh orang lain sebagai pendosa dan pelaku maksiat apalagi sampai memvonis bahwa dia akan masuk neraka. Karena kita tidak pernah tahu apakah seseorang itu pada akhir hayatnya akan meninggal dalam keadaan khusnul khatimah ataukah su’ul khatimah, apakah seseorang itu akan diampuni dosanya oleh Allah atau tidak, apakah seseorang itu akan masuk syurga ataukah masuk neraka.
Sesungguhnya semua itu adalah hak Allah untuk menilai dan memvonis seseorang, kita sebagai manusia biasa diperintahkan untuk selalu berprasangka baik pada orang lain (Khusnuddzan) dan dilarang berprasangka buruk (Su’udzzhan) pada orang lain. Pada saat yang sama kitapun memiliki kewajiban untuk amar makruf dan nahi munkar, namun kewajiban tersebut tidak untuk menghakimi orang lain.
والله أعلمُ بالـصـواب
Wallahu A'lam Bisshawab
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Red
Peduli Stunting, Holding RS BUMN Realisasikan TJSL Kesehatan Untuk Masyarakat Baduy
No commentsSaturday, 10 June 2023
June 10, 2023Jakarta, angkaranews. Sebagai upaya meningkatkan ekosistem kesehatan nasional, Holding RS BUMN/PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) memperluas ekosistem
melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sektor kesehatan yang berkelanjutan.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui pemberian manfaat di bidang kesehatan bagi ratusan masyarakat Baduy Banten berupa bantuan suplemen/vitamin bagi anak-anak yang membutuhkan terutama pada kasus gangguan pertumbuhan seperti stunting, obat-obatan, dan kebutuhan bahan medis lainnya. IHC memberikan kontribusi untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat Baduy hingga mencapai Rp.127.586.990,-.
“Ekosistem kesehatan kami realisasikan secara berkelanjutan agar masyarakat termasuk anak-anak khususnya di wilayah Baduy dapat terpenuhi kebutuhan nutrisi tambahan dan mencegah stunting.” jelas Direktur Medis IHC Dr. dr. Lia Gardenia Partakusuma.
Ia mengungkapkan bahwa program TJSL ini disebut dengan sustainable health sebagai upaya dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional. “Kami bersinergi dengan seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kolaborasi dalam memperluas ekosistem kesehatan nasional. Tidak menutup kemungkinan kedepannya Holding RS BUMN akan bersinergi dengan stakeholder sektor kesehatan lain melalui sinergi BUMN untuk memperluas ekosistem kesehatan di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal),” harapnya lebih lanjut.
Sementara itu, dr. Nanang Sugiarto, MARS selaku Direktur salah satu Rumah Sakit dibawah naungan IHC menambahkan bahwa pemilihan wilayah etnis seperti Baduy merupakan wilayah yang perlu diperhatikan ekosistem kesehatannya. Berdasarkan pengamatan dari tenaga kesehatan maupun relawan ke titik lokasi etnis Baduy, selain terdapat isu stunting, juga terdapat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Anak (AKA) yang tinggi. Menurutnya faktor geografis juga menjadi pertimbangan, dikarenakan akses lokasi Baduy wilayah dalam memerlukan waktu tempuh yang lebih lama dan akses yang sulit dijangkau serta belum terdapat layanan kesehatan untuk masyarakat lokal seperti puskesmas ataupun klinik.
Ia melanjutkan dari pantauan relawan tenaga kesehatan, khususnya masyarakat Baduy dalam, dijumpai anak-anak dengan gangguan pertumbuhan berat badan maupun tinggi dibawah normal dan terdapat beberapa pasien stunting, sehingga perlu bersinergi mengoptimalkan layanan kesehatan untuk mengentaskan stunting secara berkelanjutan.
“Semua edukasi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat sudah dilakukan dan sudah mulai ada perubahan perilaku seperti mencuci tangan serta membuang sampah pada tempat sampah. Namun yang belum berubah adalah dari suku Baduy dalam yang tidak pernah mengganti baju yang dikenakan, bahkan hampir tidak pernah mandi sehingga diperlukan upaya yang berkesinambungan lewat pemberian edukasi sekaligus pemeriksaan kesehatan.” harapnya.
Kegiatan ini sinergi dengan Ikatan Alumni Magister Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (IKAMARS FKM UI), Rumah Sakit UI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan stakeholder terkait lainnya.
Holding RS BUMN/IHC merupakan Anak Usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang layanan kesehatan. Perusahaan juga merupakan induk usaha Rumah Sakit BUMN yang mengelola 36 Rumah Sakit serta berafiliasi dengan 39 rumah sakit lainnya, serta 172 klinik kesehatan di seluruh Indonesia.
Red
Kisah Aipda Purnomo Rawat 170 ODGJ Dan Anak Punk
No commentsTuesday, 6 June 2023
June 06, 2023Lamongan, Angkaranews.com - Kanit Binpolmas Polres Lamongan Aipda Purnomo kembali diusulkan publik menjadi salah satu kandidat penerima Hoegeng Awards 2023. Pemilik akun YouTube 'Purnomo Belajar Baik' itu terkenal sebagai polisi yang merawat orang dalam gangguan jiwa (OGDJ) hingga anak-anak telantar.
Aipda Purnomo diusulkan dalam Hoegeng Awards 2023 melalui formulir digital http://dtk.id/hoegengawards2023 oleh Nela Ayu Sevia (21), mahasiswi asal Lamongan yang kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, Jawa Timur. Nela adalah salah satu mahasiswi penerima beasiswa dari Aipda Purnomo.
Nela mengatakan Aipda Purnomo adalah polisi yang baik hati karena suka membantu orang tidak mampu. Selain merawat ODGJ, kata Nela, Aipda Purnomo juga banyak membantu anak yatim piatu kaum dhuafa dengan kegiatan bernama 'amplop senyum' tiap hari Jumat.
"Terus kalau ada bencana-bencana juga selalu ikut serta berdonasi, ikut terjun ke lapangan langsung. Seperti di Lamongan kemarin ada banjir, itu juga ikut bantu," kata Nela kepada detikcom, Selasa (7/3/2023).
Nela senang bisa mengenal, apalagi biaya kuliahnya dibantu oleh Aipda Purnomo. Menurut Nela, dirinya bukanlah satu-satunya orang yang beruntung dibiayai kuliah oleh Aipda Purnomo sebesar Rp 3 juta per semester.
Terkait merawat ODGJ, Nela menyebut ada lebih seratusan ODGJ yang dirawat di rumah Aipda Purnomo yang beralamat di Desa Nguwok, Kecamatan Modo, Lamongan. Bahkan agar bisa menampung lebih banyak pasien, Aipda Purnomo disebut tengah proses mendirikan bangunan baru untuk yayasan miliknya bernama Yayasan Berkas Bersinar Abadi.
"Sekarang kan masih menyatu dengan rumah pribadi, Insyallah pindah tapi nggak jauh. Rumahnya kan berdekatan dengan Bojonegoro, jadi pindahnya nggak begitu jauh," ucapnya.
Nela mengatakan banyak kegiatan positif yang dikerjakan ODGJ yang dirawat di rumah Aipda Purnomo, seperti salat berjamaah, mengaji layaknya di pondok pesantren. Menurutnya, Aipda Purnomo turun tangan langsung dengan dibantu timnya untuk merawat ODGJ itu.
"Pak Pur turun langsung tapi juga ada tim yang dari yayasan, karena memang orangnya banyak nggak mungkin Pak Pur sendiri. Tapi kalau biasanya Pak Pur juga sering, kalau Pak Pur lagi dinas kan pasti juga timnya yang mengurusi," ujarnya.
Aipda Purnomo disebut menanggung segala biaya operasional Yayasan Berkas Bersinar Abadi tersebut. Aipda Purnomo, kata Nela, mampu membiayai itu semua karena akun YouTube 'Purnomo Belajar Baik' yang memiliki 1,73 juta subscriber itu telah menghasilkan uang.
"Biasanya dari YouTube-nya Pak Pur itu kan juga ada, terus ada juga banyak orang baik yang memberikan donasi. Itu kan yang mendapatkan beasiswa juga dari YouTube Pak Pur," imbuhnya.
Aksi kebaikan Aipda Purnomo itu mendapat apresiasi dan dukungan dari masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Bahkan banyak warga Lamongan dan sekitarnya yang terinspirasi oleh Aipda Purnomo.
170 ODGJ-Anak Punk Dirawat Purnomo
Aipda Purnomo menjelaskan latar belakangnya ingin merawat ODGJ dan orang terlantar di rumahnya. Dia ingin lebih bermanfaat untuk masyarakat di tanah kelahirannya yakni Lamongan.
Menurut Aipda Purnomo, setiap tahun pasien ODGJ yang dirawat di rumahnya itu terus bertambah. Saat ini, ada 170 ODGJ hingga anak punk yang tinggal di rumahnya.
"Sekarang kurang lebih 170, itu bukan hanya ODGJ, jadi telantar terus ada beberapa anak punk juga. Terus kemarin yang menghina pak presiden sempat diamankan Polres, namun ternyata dia depresi, sehingga kami rawat juga. Terus ada yang sengaja ditolak sama keluarganya akhirnya kami rawat," kata Aipda Purnomo.
Dari sekitar 170 ODGJ yang dirawat di rumahnya itu, sebanyak 71 di antaranya ODGJ yang telantar di jalanan. Sedangkan sisanya adalah ODGJ yang memang sengaja dititipkan oleh keluarganya di Yayasan Berkas Bersinar Abadi.
Aipda Purnomo mengatakan untuk ODGJ yang telantar ia menggratiskan biaya perawatan. Tapi untuk perawatan ODGJ yang dititipkan keluarganya, dikenakan biaya patungan. Sebab, Aipda Purnomo tak mampu jika harus menanggung biaya operasional perawatan semua ODGJ di rumahnya itu.
"Masalahnya kan kebutuhan operasional sangat mahal sekali, jadi sengaja memang biaya yang kita gratiskan itu orang telantar, anak jalanan. Terus kalau kita ketemu-ketemu keluarga yang dipasung yang mereka tidak memiliki biaya untuk berobat, itu kami jemput dan kami rawat dengan biaya patungan. Dalam artian kalau ada pasien yang dititipkan ke kami, memang sengaja kami ngomong sama keluarganya bahwasanya kami bisa membantu, namun ada biaya dan biaya itu kami putar karena untuk kebutuhan beras saja sebulan kami harus siap 2 ton," jelasnya.
Dia bersyukur kini yayasannya itu telah mendapat perhatian lebih dari Pemkab Lamongan. Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Lamongan kini turun langsung menaungi serta mengawasi Yayasan Berkas Bersinar Abadi.
"Karena kan kami bukan hanya sekadar menampung, namun kami memberikan layanan bener-bener berikan layanan kesehatan, kami berikan layanan semuanya. Jadi di tempat kami beda kayak yang di rumah sakit, jadi di tempat kami tidak ada yang ditaruh di barak-barak, ndak. Jadi semuanya kita lepas dan di tempat kami juga kami siapkan dokter juga yang seminggu sekali melakukan visit," ucapnya.
Kegiatan ODGJ di Rumah Purnomo
Aipda Purnomo membeberkan kegiatan-kegiatan ODGJ selama proses perawatan di rumahnya. Para ODGJ itu memulai aktivitas sejak dini hari untuk melakukan salat malam hingga olahraga pagi bersama-sama.
"Untuk kegiatan, jam setengah tiga sudah harus bangun, salat tahajud, salat hajat, habis itu subuh. Habis salat subuh, kita ajak olahraga bersama. Habis olahraga bersama, mandi. Habis mandi pemberian obat pemeriksaan kesehatan. Habis itu salat dhuha, baru makan," ujarnya.
"Siangnya istirahat total, bangun salat dzuhur sama salat ashar saja, masalahnya kita fokus untuk penanaman agama sama pengobatan. Jadi bener-bener kita sentuh mereka melalui hatinya," tambahnya.
Demi kesembuhan para ODGJ itu, Aipda Purnomo mendatangkan perawat, bidan, dan dokter ke Yayasan Berkas Bersinar Abadi. Tak hanya itu, ada enam guru ngaji dan satu ustaz yang disiapkan untuk membimbing ratusan ODGJ tersebut.
"Alhamdulillah selain saya, untuk kesehatan itu ada satu bidan, satu perawat, satu dokter. Terus kami siapkan 6 guru ngaji, kami siapkan satu ustaz yang khusus untuk salat malam, semuanya itu dari pondok pesantren. Untuk hari Senen sama Jumat itu kita lakukan ruqiah," katanya.
Biaya Rawat ODGJ dari YouTube
Aipda Purnomo menyebut bahwa pengelolaan yayasan perawatan ODGJ itu murni dikeluarkan dari kantong pribadinya. Ia tak mengandalkan gaji, tapi juga dari YouTube 'Purnomo Belajar Baik'. Karena aktif membuat konten dan diunggah, ia bisa mendapatkan uang dari YouTube hingga Rp 100 juta per bulan.
"Memang sengaja kami tidak minta bantuan ke siapapun, jadi murni pengelolaan itu dari kami, dari saya dan melalui akun medsos itu kami ada pendapatan dari YouTube yang mana dari YouTube itu kita masukkan seluruhnya. Jadi kadang dapat Rp 75 juta, kadang dapat Rp 100 juta dan kekurangannya dihandle dari keluarga pasien yang memang sengaja menitipkan," ucapnya.
Menurut Aipda Purnomo, dirinya tak mengambil satu rupiah pun pendapatan dari YouTube-nya tersebut. Semua uang hasil konten-kontennya itu, dia pakai untuk membiayai semua operasional Yayasan Berkas Bersinar Abadi.
"Jadi hasil YouTube saya itu masuk ke sana semua, dari hasil YouTube itu kami juga memiliki adik-adik mahasiswa yang memang saya memilih adik-adik mahasiswa per hari ini ada 21 mahasiswa yang menerima beasiswa dari channel YouTube itu," ujarnya.
Aipda Purnomo mengatakan dirinya aktif membuat dan mengunggah konten di YouTube sejak 2 tahun lalu. Sedangkan untuk aksi sosial merawat ODGJ hingga anak telantar sudah dilakukannya sejak lima tahun lalu.
Dia kini telah menyiapkan lahan sekitar setengah hektar di Kecamatan Baureno, Bojonegoro, Jatim. Di lahan tersebut secara bertahap akan dibangun tempat penampungan ODGJ yang bisa menampung lebih banyak dari tempat yang kini di rumahnya.
"Kami nanti Insyaallah mudah-mudahan kami bikin yang terbesar se-Jawa Timur. Namun semua itu perlu biaya, jadi pelan-pelan, tapi untuk lahan sudah terbeli, untuk jalan sudah oke, untuk masyarakat setempat juga sudah oke," katanya.
Dapat Hadiah Sekolah Perwira dari Kapolri
Atas benih kebaikannya merawat ODGJ, Aipda Purnomo mendapat penghargaan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Mulai besok, dirinya akan menempuh sekolah perwira di Setukpa Polri di Sukabumi, Jawa Barat.
"Ini saya dapat penghargaan dari Bapak Kapolri sehingga kami melaksanakan pendidikan, sekolah perwira mulai besok pembukaan, namun di sini sudah satu minggu. (Pendidikan) Sampai tujuh bulan ke depan," ujarnya.
Selama Aipda Purnomo sekolah perwira, segala aktivitas perawatan ODGJ di rumahnya kini di-handle sang istri. Karena kini Yayasan Berkas Bersinar Abadi telah dinaungi oleh Pemkab Lamongan, istri Aipda Purnomo akan dibantu oleh Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan serta rumah sakit jiwa terdekat.
Tim