Berdasarkan pantauan, pondasi TPT terlihat dibangun secara asal-asalan. Batu belah yang menjadi pondasi hanya diletakkan di atas tanah tanpa menggunakan adukan semen. Bahkan, di atas lapisan batu tersebut hanya ditaburi pasir. Kondisi ini dikhawatirkan akan membuat TPT tidak kokoh dan berumur pendek, terutama saat musim hujan tiba.
Dengan konstruksi seperti ini, TPT sangat rentan terhadap erosi, terutama saat musim penghujan. Aliran air dari selokan yang deras berpotensi menggerus pondasi dan menyebabkan TPT ambruk.
Menanggapi hal ini, Kepala Desa Curugbitung, Maman, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, meminta agar pertanyaan tersebut diajukan kepada Tim Pelaksana Kerja (TPK). "Coba tanya ke TPK minimal ada alasannya, soalnya saya kurang paham harus seperti apa pondasinya," jawab Kades Maman.
Sementara itu, Ketua TPK, Ade, saat dimintai tanggapannya terkait dugaan kualitas pembangunan yang kurang baik, berjanji akan segera mengecek kondisi di lapangan.
(Amang)
No comments
Post a Comment