Bogor.angkaranews. Berawal dari sikap satpam di SMA negri 1 Leuwisadeng, di kp kali pasir desa Leuwi Sadeng yang mencoba untuk menahan atau menghalangi tugas wartawan yang hendak melihat pembangunan ruang kelas baru ( RKB ) sembari mengatakan berulang - ulang bahwa kepala sekolah tidak ada, dan secara berulang kali juga awak media ini mengatakan" kami hanya ingin melihat pembangunan sekolah ini, bukan ingin ketemu kepala sekolah" dan akhirnya awak media ini di izinkan masuk hanya sebentar saja pesan satpam tersebut
Ternyata, sengaja di persulit masuk karena kegiatan pembangunan di sekolah tersebut di kelola atau di laksanakan oleh kepsek SMA negri 1 itu sendiri.
Di tanya tentang papan anggaran kegiatan dan direksi keet kepada Asrori seorang mandor dan mengatakan "saya sudah hampir dua bulan kerja disini belum pernah melihat papan angaran dan soal direksi keet saya tidak paham"
"Kami kerja disini disuruh pak Agus orang cibinong karena pak Agus yang borong proyek ini tapi kalau soal ada yang datang adalah tanggung jawab kepala sekolah ini, karena antara pak agus dengan ibu kepala sekolah sudah sepakat begitu" jelas Asrori sebagai mandor
Asrori mengakui besi yang di gunakan di beli dari material seperti besi ukuran 10 ml tidak fuul alias 10 banci dalam istilah material, dan di kerjakan yang terlihat hanya 4 orang saja meliputi tukang dan kenek sehingga di khwatirkan pembangunan sekolah tersebut tidak sesuai jadwal karena telah di kerjakan 56 hari
Tidak terpasangnya papan anggaran kegiatan menandakan pembangunan SMA N 1 Leuwi tidak transparan karena masyarakat tidak mengetahui berapa nilai anggarannya dan layak pihak terkait mempertanyakannya, dan juga telah kangkangi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Sementara kepsek SMA N 1 Leuwisadeng belum di konfirmasi karena tidak berada di tempat
Ade yusrialdi
( Direktur eksekutif )
No comments
Post a Comment