Nasional

Nasional

Identitas Gayo di Hilangkan MAG Makan Gaji Buta

Sunday 12 May 2024

/ by Angkara News

Takengon.angkaranews. Afdhalal Gifari, Formatur Ketua Umum HMI Cabang Takengon, menyoroti kinerja Majelis Adat Gayo (MAG) terkait Perda Majelis Nomor 09/XI/28/2002 tentang lagu Tawar Sedenge gubahan AR. Moese. Lagu tersebut, yang merupakan bagian dari kekayaan budaya di dataran tinggi Tanoh Gayo, dianggap telah dilupakan dan terpinggirkan.

Afdhalal Gifari, menegaskan pentingnya Majelis Adat Gayo (MAG) untuk tidak hanya diam dan menikmati hasil, tetapi juga bertindak aktif dalam melestarikan identitas budaya Gayo. Dalam pernyataannya, Gifari menekankan bahwa penekanan terhadap pelestarian identitas budaya bukanlah tindakan rasialis, melainkan upaya untuk mempertahankan akar budaya sebagai putra daerah.

Lagu Tawar Sedenge, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya di Tanoh Gayo, kini dikhawatirkan telah terlupakan dan terpinggirkan. Afdhal menegaskan pentingnya upaya pelestarian dan penghidupan kembali lagu tersebut sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan.

Sebagai seorang yang berasal dari lingge awal Serule, Afdhalal Gifari merasa tanggung jawab untuk memastikan bahwa identitas budaya Gayo tetap hidup dan dihargai. Ia menegaskan orang Gayo tidak akan ragu untuk mempertahankan identitas mereka meski dalam perang hingga titik darah penghabisan.

Afdhal menegaskan bahwa panggilan untuk bertindak aktif dalam melestarikan identitas budaya Gayo tidak hanya bersifat retorika, tetapi membutuhkan tindakan konkret dari MAG dan pihak-pihak terkait lainnya. "Kami tidak meminta banyak, hanya ingin  MAG di bubarkan saja dan pemerintah daerah bergerak lebih aktif dalam menjaga warisan budaya kita karna MAG hari ini juga tidak ada kerja," tegasnya.

Sebagai putra Gayo yang bangga akan akarnya, afdhal menekankan bahwa upaya pelestarian identitas budaya adalah tanggung jawab bersama dan bukan hanya tugas satu pihak. "Kami mau langkah-langkah yang diambil oleh MAG dan pemerintah daerah dapat memastikan bahwa identitas budaya Gayo tetap hidup dan dihargai oleh generasi-generasi mendatang," pungkasnya.

"Kami mengajak seluruh pihak yang merasa dirinya hidup dan memiliki darah Gayo asal lingge awal serule geruduk gedung DPRK untuk mempertanyakan identitas perwakilan rakyat Gayo di gedung yang mewah ,"tutup Afdhal.

Sumber, HMI takengon

No comments

Post a Comment

Don't Miss
Copyright © 2023 Angkara News