Oknum guru SMK Cita Teknika, Cisaranten Wangun Jaya di Duga Palsukan Data Siswa Cairkan Dana KIP di Bank BNI Taman Topi Bogor

Bogor.angkaranews. Oknum guru olah raga sekolah menengah kejuruan ( SMK ) Cita Teknika atau Karya uncita awal panggilan singkat bersama rekannya diduga kuat memalsukan data siswanya untuk mengelabui petugas bank sehingga mempermudah pencairan tanpa diketahui oleh pihak bank BNI itu

Awak media ini konfirmasi kepada kedua murid SMK tersebut sebut saja Neti dan Nita ( nama samaran ) bersama orang tua nya mereka  mengatakn"  kami diajak ke Leuwi liang sama pak awal, di sana kami di ajarin untuk menghafal nama orang lain yang ada di kartu ketu keluarga ( KK ) orang Ciawi dan seakan kami anak dari orang tua yang ada di kartu keluarga itu" 

"Di KK itu yang dapat dana KIP namanya Nengsih, salah satu sekolah daerah ciawi maka saya di suruh harus nama Nengsih juga serta orang tuanya menjadi bapak saya, juga atribut seragam kami di suruh harus di buka supaya jangan ketahuan kami dari murid sekolah SMK Cita teknika, terus orang bank bikinkan saya ATM terus di ambil sama kawan pak awal dan saya di kasih Rp 50.000" jawanya polos

Konfirmasi kepada awak guru olah raga SMK Cita Teknika yang berkedudukan di saranteun desa Wangun jaya kecamatan leuwisadeng itu mengakui dan mengatakan" memang benar saya bawa murid SMK untuk pencairan dana KIP tapi saya hanya sediakan muridnya aja, karena yang bawa ke BNI Taman Topi teman saya lagi dan memang benar sebenarnya yang dapat dana KIP itu murid dari sekolah lain yang ada di Ciawi dan saya akui saya salah" jawabnya

Konfirmasi kepada kepsek SMK itu ABI panggilan akrabnya tentang pengambilan dana KIP yang seharusnya milik atau hak murid sekolah lain, hanya mengatakan" pengambilan dana KIP itu yang di lakukan guru awal itu sudah ILEGAL dan telah merugikan negara,  nanti kalau masuk akan mau pertanyakan" paparnya

Atas perbuatan oknum guru ini, telah merugikan negara  karena yang ke bobolan pihak BUMN dalam hal bank BNI karena telah mengeluarkan dana PIP tidak tepat sasaran karena seharus ke murid sekolah yang di tunjuk oleh pemerintah namun yang mencairkannya dari sekolah lain.

Red