Nasional

Nasional

Terkait Polemik Makam di Kerto, Ini Kata Rektor STIT Al-Washliyah Kabupaten Aceh Tengah

Friday, 27 October 2023

/ by Angkara News


Aceh, AngkaraNews.com -  Rektor STIT Al-Washliyah Kabupaten Aceh Tengah Dr. Joni, M. Pd. BI buka suara terkait polemik tanah makam di kerto.

Menurutnya hal ini jangan dimasukan ego Kesukuan dan unsur kepentingan karena dasar kebencian dalam mengkaji makam yang terdapat di wilayah Kerto.

"Serahkan kepada ahlinya, jangan berasumsi "liar". Ciptakan kondisi yang kondusif, kedamaian dalam mengkajinya, tempuhlah dengan prises objektivitas bukan dengan cara subjektivitas. Jauhi diskriminasi kelompok dan kesukuan dalam kajian ini." Ujar Rektor STIT Al-Washliyah Kabupaten Aceh Tengah Dr. Joni, M. Pd. BI.

"Jangan sampai terjadi ego kesukuan dan ego sentris agar tidak terbangun spliting dan sehingga terjadi crashing antar suku satu sama lainnya, jika tidak relevan, maka, hilanglah konsef ajaran Islam yang damai itu dan loss fungsi dari sila ke-3 dari butir Pancasila. Karena, perpecahan yang diperankan oleh Snouck dahulu yang terwarisi hingga saat sekarang sangat memungkinkan karena bangkit kembali pada segala aspek kehidupan, sehingga masalah yang kecil pun bisa menjadi lebih besar," sambungnya.

Ia menegaskan, Terkait makam di kerto tersebut  yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan akhir-akhir ini dan yang menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat dan pemerintahan akhir-akhir ini, agar tidak menjadi pemicu konflik di kemudian hari.

"Maka, kepada Pemerintah Aceh perlu adanya tindakan tegas, yakni mengundang tenaga ahli/ pakar (arkeolog, antropolog dan sejarawan) yang relevan (sesuai kajian) dari luar provinsi atau lebih baik dari luar negeri, agar objektif. Tindakan semacam ini bukan karena  kita tidak percaya kepada kepandaian orang kita tentang keilmuan yang dimilikinya, tetapi  untuk usaha meminimalisir asumsi-asumsi miring yang dapat membangun konflik dari oknum-oknum tertentu baik oknum pemerintahan maupun oknum masyarakat yang ingin mengkaburkan sejarah, identitas dan yang ingin memecah belah kesatuan serta kebersatuan kita bersama, oleh karena itu perlu upaya semacam ini harus dilakukan oleh pemerintah terkait," tegasnya.

Dirinya juga mengusulkan agar mengundang pakar atau tim ahli dari luar Provinsi atau luar negeri yang nota-benenya bukan suku Aceh dan bukan suku Gayo.

"Agar tingkat keberterimaan dari hasil kajian tersebut lebih menjamin dan validitas hasil kajiannya lebih terjaga. Usaha semacam ini dapat mengurangi dan bahkan dapat menghilangkan ego sentris dan menghapus niat saling mengklaim bahwa "kami paling benar" yang nantinya dapat berakibat sebagai pemicu konflik kesukuan di Nusantara ini." Tutupnya. (red)

No comments

Post a Comment

Don't Miss
Copyright © 2023 Angkara News