Aceh.angkaranews. Samsul Bahri selaku kepala cabang BUMK tunes mude kampung Simpur mengecam kepada pimpinan PT berantas Abipraya pelaksana pembangunan di waduk keureuto, karena tidak menerima warga kampung sing Simpur. untuk di pekerjakan di waduk tersebut.
Samsul menjelaskan pada angkaranews."tanah yang sudah diobrak Abrik pihak PT Tanpa ada ganti rugi padahal puluhan ribu ton yang sudah di ambil dari tanah kami sepeser uangpun dari pihak PT berantas tidak kami terima sementara kami minta untuk di pekerjakan di perusahaan itu tidak dikasih" ujarnya
Lanjut" bahkan berulang kali kami minta melalui humas bernama man nias juga tidak dihiraukan juga bahkan pertemuan tempo hari di kafe tempin punti udah kami bicarakan melalui pimpinan PT tersebut bernama bambang tapi tidak di indahkan, padahal hasil alam kami habis di kruk dan di jual ke perusahaan berupa material batu seolah olah kayak perampok yang menguasai hasil alam kami" tandasnya
Padahal bambang selaku pimpinan disitu lebih mengerti aturan andai kalau kami mencuri kesitu bagai mana tindakan sangsinya dan kalau PT bekerja tempat kami Tampa ada kordinasi sama pemilik apa nama nya itu penjajah kah perampok kah dan yang aneh nya lagi semua kegiatan yang ada di dusun saya Tanpa ada kordinasi".
"Karena atas namakan proyek nasional sehingga para oknum terkait pembagunan itu dengan rakus dan tamak nya maka dengan leluasa bekerja tanpa pedulikan warga setempat, dan saya duga ada oknum orang rakus juga yang membekingi oknum pengurus pihak PT tersebut"
Lanjutnya lagi"Padahal mobil pengangkut pasir untuk keperluan waduk lalu lalang lewat depan rumah kami bagaikan mandi debu yang kami terima di musim kemarau tapi kalau musim hujan hanya lumpur berserakan di depan rumah tapi kami minta di pekerjakan tidak diberi sama pimpinan PT berantas abipraya.
"Sebagai perusahaan BUMN harus lebih mengetahui bahwa warga setempat lebih dahulu di berdayakan" tutupnya
Irwansyah
No comments
Post a Comment