Semarang, AngkaraNews.com - Lima September malam, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo purna tugas, dan bersama keluarganya meninggalkan rumah dinas "Puri Gedeh".
Saat meninggalkan rumah dinas yang sudah ditempati selama 10 tahun, Mas Ganjar nyetir sendiri. Di sampingnya istrinya Ning Siti Atikoh. Diikuti satu mobil belakang dari keluarganya.
Seluruh staf dan pegawai di rumah dinas berjejer melepas Mas Ganjar. Saya mengabadikan momen itu melalui ponsel saya.
Setelah mobil yang dikemudikan Mas Ganjar keluar dari rumah dinas, potongan video itu mau saya unggah di akun medsos saya, saya bertanya kepada staf-staf di rumah dinas itu.
"Mas Ganjar keluar dari rumah dinas ini, mau ke rumah pribadinya di daerah mana di Semarang?", tanya saya.
"Pak Gub mau nginap di rumah kakaknya di Manyaran Semarang, masih numpang," jawab seorang staf.
Tapi staf yang lain agak memprotes, karena staf yang menjawab menggunakan istilah "numpang".
"Jangan disebut numpanglah, kan itu rumah kakaknya, masa di rumah keluarga sendiri disebut numpang, bilang saja nginap di rumah kakaknya gitu,"
"Loh Mas Ganjar gak punya rumah pribadi di Semarang?", tanya saya untuk menengahi perdebatan istilah "menumpang".
"Enggak Mas, rumah Pak Gub dari dulu ya di Jogja, enggak ada di Semarang,"
Saya terkejut, 10 tahun Mas Ganjar jadi Gubernur Jawa Tengah, dan sudah tinggal di Semarang, tapi tidak punya rumah di Semarang, atau di sekitar Semarang.
Saya tertegun, karena saking fokusnya melayani warga Jawa Tengah, sampai-sampai Mas Ganjar tidak peduli pada kebutuhan pribadi dan keluarganya, tidak memikirkan rumah pribadi di Semarang, ketika harus keluar dari rumah dinas pun, dia harus "menumpang" di rumah kakaknya di Semarang.
Karena saya orangnya tidak mudah percaya, harus check and recheck, saya harus ngecek informasi bahwa Mas Ganjar memang benar-benar tidak punya rumah di Semarang.
Saya pun cek dengan googling, mencari rekam jejak laporan kekayaaan Mas Ganjar.
Dapat LHKPN Mas Ganjar tahun 2023 website Pemprov Jawa Tengah.
Saya cek memang tidak ada rumah milik Mas Ganjar di Semarang. Adanya daftar tanah dan bangunan Mas Ganjar di Purbalingga dan Sleman Jogja, yang sumbernya warisan dan hasil sendiri.
Malam itu saya menemukan sisi lain dari kesederhanaan Mas Ganjar, dari orang yang benar-benar menjaga amanat rakyat, tidak memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri, bahwa tagline Mas Ganjar selama memimpin Jateng bersama Gus Yasin "mboten ngapusi, mboten korupsi" tidak membohongi dan tidak korupsi, ternyata bukan hanya slogan tapi kenyataan yang dilakukan.
Tak heran, kalau warga Jawa Tengah begitu mencintai Mas Ganjar, melepas dengan tangisan, kesedihan dan keharuan. Orang yang benar-benar dekat, cinta dan melayani mereka.
Mas Ganjar benar-benar fokus melayani tuannya, tidak memikirkan dirinya sendiri, tuannya adalah rakyat, sesuai yang sering beliau sampaikan *"Tuanku ya Rakyat, Gubernur Cuma Mandat".*
Sumber : Mohamad Guntur Romli
No comments
Post a Comment