Nasional

Nasional

Makam Prasejarah Dan Kontroversi PT. Brantas Abipraya Di Pembangunan Waduk Kereung Kereuto

Sunday, 13 August 2023

/ by Angkara News
Bener meriah, Angkaranews.com -Berbagai permasalahan yang mewarnai proyek pembangunan Waduk Kereung Kereuto yang terletak di perbatasan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Utara semakin menjadi sorotan publik. Minggu (13/08/2023).

Proyek tersebut telah menghadapi kendala tapal batas, pembebasan lahan dan kini telah menjadi polemik seputar pemindahan makam prasejarah.

Warga setempat sudah berupaya menghadap pemerintah daerah dan instansi terkait berkali-kali selama dua tahun terakhir, namun hingga saat ini belum ada solusi konkrit.

Pihak PT. Brantas Abipraya yang bertanggung jawab atas pembangunan tersebut, dianggap sangat tertutup terutama terhadap media dan bahkan dilaporkan adanya ancaman penembakan terhadap warga dan wartawan yang berusaha mengumpulkan informasi.

Upaya media untuk mendekati Ketua DPRK Bener Meriah juga tak membuahkan hasil, menguatkan dugaan adanya kesepakatan antara PT. Brantas dan pihak pemerintah daerah terkait penanganan permasalahan ini.

Pada hari Senin 7 Agustus 2023 yang lalu, pihak media mengungkap bahwa makam prasejarah di kawasan Desa Simpur, Kecamatan Mesidah, Kabupaten Bener Meriah telah digali dan dipindahkan, untuk memberi ruang bagi proyek pembangunan waduk. Keputusan ini diambil tanpa melibatkan ahli waris maupun aparat desa setempat, sehingga menimbulkan kontroversi.

Berlanjut pada hari Jum'at 11 Agustus 2023, terpantau 14 ahli waris dari salah satu makam yang terkena dampak penggalian mendatangi PT. Brantas Abipraya untuk menyaksikan kondisi makam tersebut.

Mereka menyatakan banyak kejanggalan dalam proses tersebut, mulai dari ketidak sesuaian dengan tradisi budaya dan adat istiadat masyarakat Gayo dan Aceh hingga ukuran makam yang dihasilkan yang jauh dari kata standar.

Pasalnya makam yang telah di gali oleh pihak PT. Brantas Abibraya berpariasi dengan ukuran 50x50 cm dan yang paling panjang hanya sekitar 50x150 cm dengan kedalaman kurang lebih dari 1 meter. Padahal menurut makam yang belum di gali panjangnya rata - rata dari 2 meter hingga 3,5 meter. Bahkan mereka menduga yang di gali hanya batu nisanya saja.

Meskipun polemik dan kontroversi telah merembet ke masyarakat luas, baik di pemerintah daerah maupun tingkat provinsi, hingga saat ini belum terlihat solusi konkret yang mampu mengatasi permasalahan yang muncul dalam pembangunan Waduk Kereung Kereuto.

Sumber : Tim A-PPI Aceh

No comments

Post a Comment

Don't Miss
Copyright © 2023 Angkara News