BM.aceh.angkaranews.. Ratusan masyarakat Simpur kecamatan Mesidah kabupaten Bener meriah kemarin Selasa 9 mai 2023,
Pemilik Tanah garapan Yang masuk dalam wilayah genangan air Bendungan waduk kuerutoe mendatangi lokasi Tanah mereka,
Masyarakat Simpur hari ini berharap Kepada pemerintah Pusat khusus nya Bapak presiden H.jokowi Dodo ,untuk Bisa menyelesai kan permasalahan yang hari terjadi di Bendungan waduek kuerutoe Aceh,
Pasal nya Banyak tanah garapan masyarakat yang sampai hari ini Belum ada pembayaran lahan mereka sama sekali
Malah perusahaan yang melakukan pekerjaan rekronstruksi waduk tersebut ,Terus melaku kan perusakan dan pengambilan material di lahan tanpa izin dari masyarakat penggarap
Hari ini masyarakat desa Simpur Berorasi di lahan mereka dan meminta agar alat alat Berat yang berada di lokasi kampung Simpur untuk keluar dari tanah mereka dan jangan pernah lagi mengambil Material dari lahan mereka sebelum pihak BWS 1 mengganti rugi Tanah kami ujar masyarakat
Menurut keterangan dari masyarakat Simpur Irwansyah( maneh) Hari ini masyarakat sangat kecewa dengan pemerintah Aceh dan pemerintah pusat yang mengabaikan kepentingan masyarakat kampung Simpur yg sudah lama berlarut larut tanpa ada pembayaran ganti rugi lahan mereka, malah di lokasi waduk jelas jelas ada permainan pihak pihak yang mementingkan kepentingan kelompok
Menurut keterangan, masyarakat bukan menghalang halangi pekerjaan proyek strategis nasional,tapi masyarakat Simpur berharap agar pihak pemerintah menyelesaikan hak dan kewajiban ganti rugi tanah garap yang setiap tahunnya telah membayar pajak , ujar masyarakat lain nya
keterangan irwansyah pada angkaranews, pihak keamanan dari kesatuan Brimob dan pihak perusahan mendatangi lokasi orasi masyarakat, dan mereka minta untuk negosiasi dengan Pihak PT ABIPRAYA Dan PT yang bergabung bersama mereka, dan ada perwakilan BWS 1 propinsi di kantor waduk untuk negosiasi,
Namun Setelah di lokasi, kata WAN maneh lagi ternyata yang di katakan keamanan itu ada perwakilan BWS dan yang lainnya hanya kebohongan belaka bahkan mengumbar fitnah dengan mengatakan warga penggarap melakukan anarkis, padahal warga penggarap hanya mempertahankan hak tanah garap yang selama pemerintah tidak memiliki itikad baik untuk mengganti rugi.
Sementara pihak terkait sebagai pelaksana pembangunan waduk tidak bisa di konfirmasi karena keterbatasan komunikasi.
Ade Latuconsina
No comments
Post a Comment