Permainan tradisional engklek Foto: Getty Images/iStockphoto/Yana Tatevosian
Jakarta, Angkaranews.com - Anak masa kini mungkin sudah jarang memainkan permainan Tradisional Indonesia. Sebab anak saat ini cenderung lebih bermain gadget.
Padahal Permainan Tradisional selain mengasikan juga banyak manfaatnya. Dilansir dari buku Permainan Tradisional Anak Nusantara oleh Rizky Yulita dari Kemendikbud, ini lima permainan Tradisional Indonesia yang jarang terlihat di Tahun 2023.
Hompimpa atau Gambreng
Hompimpa atau gambreng merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara. Permainan ini dilakukan oleh lebih dari dua orang dan secara cepat dan serentak. Permainan ini dilakukan dengan tangan saling berhimpitan
Para pemain akan mengucapkan "hompimpa alaium gambreng" lalu tangan diangkat ke atas untuk dibalik atau tidak. Apabila ada yang terlambat atau terlalu cepat, maka harus diulang kembali. Dan warna tangan yang paling sedikit itulah pemenangnya.
Lompat Karet
Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak baik laki-laki maupun perempuan, namun umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Sebelum bermain, biasanya anak-anak akan membuat tali panjang dari karet dengan mengepangnya terlebih dahulu.
Permainan ini dilakukan sendiri ataupun lebih. Jika dimainkan sendiri, peganglah kedua ujung karet dengan tangan dan mulai memutarnya ke bawah ke atas dan lompati saat tali di bawah.
Sedangkan, jika dimainkan bersamaan, akan ada dua orang yang memegang karet di tiap ujungnya. Dua orang tersebut akan memutar tali karet tersebut. Lalu, pemain yang hendak melompati karet akan melewatinya sesuai giliran masing-masing. Jika terkena tali karet saat melompat, maka pemain tersebut dianggap kalah.
Main Kelereng atau Gundu
Permainan ini banyak diminati oleh anak laki-laki, namun tak jarang juga ada anak perempuan ikut bermain. Untuk memainkannya, detikers perlu membuat ingkaran dan meletakkan semua kelereng ke dalam lingkaran.
Lalu pemain akan membidik kelereng dari luar lingkaran secara bergiliran. Kelereng yang keluar dari lingkaran dari hasil bidikan ini akan menjadi milik pemain. Namun dengan syarat bahwa kelereng yang digunakan untuk membidik tidak terhenti dalam lingkaran.
Permainan Congklak
Permainan yang dikenal dengan istilah dakon di Jawa ini dimainkan oleh dua orang. Lalu orang Sumatera menamainya congklak dan di Lampung dan Sulawesi dinamai dentuman.
Permainan ini membutuhkan papan congklak dan biji congklak yang dapat berupa biji-bijian atau kerikil kecil dengan jumlah yang beragam sesuai kebutuhan permainan.
Papan congklak memiliki dua baris pada papan congklak berjumlah 14 dan masing-masing pemain memiliki 7 lubang dan dua lubang besar di ujung papan untuk menyimpan biji yang tersisa.
Cara bermainnya yaitu dengan mengisi satu lubang ke lubang lain termasuk milik lawan. Jika biji terakhir berakhir di lubang yang masih ada isinya, maka ambil biji tersebut dan sebarkan kembali ke lubang lainnya.
Namun jika terdapat lubang kosong dan terisi oleh biji terakhir, pemain akan dianggap mati atau berhenti sejenak untuk giliran pemain lawan. Dan begitu terus hingga lubang penyimpanan siapa yang memiliki biji terbanyak itulah pemenangnya.
Kereta Api
Permainan ini dimainkan oleh lebih dari dua orang dengan membentuk barisan ke belakang seperti kereta api dengan berpegangan pada pundak orang di depannya.
Permainan ini dilakukan berputar seperti kereta sembari bernyanyi lagu naik kereta api. Dan semakin lama mereka akan berjalan dengan cepat dan siapa yang pundaknya terlepas, maka ia yang akan kalah.***(And/dtk)
No comments
Post a Comment